Business

Obituari: JALAN JEFRIMON

 


/Oce Satria

Bagi kami, teman-temannya, dia orang besar. Bukan saja karena secara postur tubuh perawakannya memang tinggi besar. Tetapi lebih dari itu, ia menyimpan mimpi besar untuk kawan-kawannya, kawan-kawan masa sekolahnya. Setidaknya bagi kami. Mimpi itu ia ucapkan di hadapan kami, yang duduk bersila dan berselonjor di ruang besar aula di mana acara reuni tiga dekade SMAN Padang Panjang angkatan 91 berlangsung.
........
........
........
MIFAN, Sabtu 18 Desember 2021 sore...... Jefrimon, pria Virgo (kami sama-sama Virgo) datang menghampiri saya yang duduk di meja di pintu masuk aula sambil menyulut udut. "Oceeee.....!"  Ia tersenyum dan menyodorkan tangan. Kami bersalaman, yang disambung dengan salam ala tentara, salam komando. Itu pertama dan terakhir kalinya saya bersalaman dengan Jefrimon. Terasa sekali ia menggenggam dengan kuat dan penuh persaudaraan. Sepertinya ia sumringah dan senang saya jauh-jauh bermotor ria dan hujan-hujanan dari Bumi Lancang Kuning menghadiri hajat besar itu.

Kami saling menanyakan kabar. Tertawa-tawa. 

"Da Eko tu kakak Oce yo? " ucapnya.

"Iya, Mon. Kakak paliang gadang," jawab saya senang. Ia terlihat hangat, meski saya dan dia saat sekolah tak terlalu akrab, tak pernah berinteraksi secara intens. Saya baru akrab dengan Jefrimon di Facebook dan WAG.

Eko yang dimaksud adalah Eko Yanche Edrie, Wakil Ketua PWI Sumbar. Kebetulan kata Jefrimon, ia bertetangga, dan sering jumpa. Mereka juga berteman di Facebook.

Itu obrolan singkat kami. Lalu kami kembali mengikuti rangkaian acara. Di mana ia  terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni 91. 

Dalam presentasi sebelum pencoblosan itulah mimpi besarnya ia ucapkan. Dengan terstruktur dan diselingi candaan dengan bahasa Indonesia Minang, Jefrimon bicara tentang memberdayaakan para alumni. Ia menyebut betapa potensialnya alumni 91. Dari pengusaha, dosen, dokter, guru, birokrat dll. Semuanya adalah modal.

Poin Jefrimon adalah menyatukan semua potensi alumni dari berbagai profesi, ekonomi dan intelektual untuk saling membantu. Minimal membantu sesama alumni, sebelum menyebar ke masyarakat luas. 

Dengan background pekerjaannya di bidang joint ventura, Jefrimon tentu paham bagaimana membangun kesalingterkaitan pontensi.
Kata Jefrimon, dari misalnya memajukan alumni yang jualan pakaian, sampai alumni yang petani, kata dia, alangkah hebatnya nanti jika sesama alumni sama-sama membantu  memajukan semuanya secara ekonomi. Ia bicara marketplace, bisnis online dan media sosial yang menurutnya bisa dimanfaatkan.

Mimpi besar. Mungkin kedengaran "hanya mimpi". Bagi saya yang awam tentu sulit mencerna mimpinya sebagai sebuah visi yang rasional. Namun jika melihat kerjaannya sehari-hari di ventura, tentu di dalam kepalanya sudah matang bagaimana melakukannya. Siapa tahu, kelak bisa terwujud di bawah supervisi dari dia. 
Tak lah sulit bagi Jefrimon yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Sarana Sumbar Ventura  untuk mewujudkan mimpi besarnya. PT Sarana Sumatera Barat Ventura, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang permodalan mikro, 

Niat dan rancangan Jefrimon tak hanya sekadar itu. Bahkan dalam aksi berbagi santunan untuk 84 anak yatim, baginya tak sekadar berbagi sebagai polesan sebuah acara Ramadhan. Tapi jauh ke depan. Ini dikisahkan Sekum kami, Ferry Admiral. Saya kutipkan catatan Ferry perihal ini:

"Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari laporan yang disampaikan yang mana ini juga amanah almarhum ketua umum Jefrimon yang disampaikan ke ambo dan Rita ( pada H-1 sebelum acara via video call) agar data anak-anak penerima santunan anak Yatim /uang lebaran (semua penerima) dapat dilengkapi dengan nama,  tahun kelahiran dan sekolah yang bersangkutan.

Hal tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan kita yang akuntabel (akuntabel adalah istilah yang disampaikan beliau).

"𝗧𝘂𝗴𝗮𝘀 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗸𝗲𝗱𝗮𝗿 𝗺𝗮 𝗮𝗴𝗶𝗮𝗵-𝗮𝗴𝗶𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗻𝘁𝘂𝗮𝗻 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝘆𝗮𝘁𝗶𝗺, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗸𝗲𝗱𝗮𝗿 𝗺𝗮 𝗮𝗴𝗶𝗮𝗵 𝘀𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝗮𝗻 𝗸𝗲 𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗮𝗹𝘂𝗺𝗻𝗶. 𝗞𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗼 𝗶𝘁𝘂, 𝗴𝗮𝗺𝗽𝗮𝗻𝗴, 𝘁𝗮𝗸 𝗽𝗮𝘆𝗮𝗵-𝗽𝗮𝘆𝗮𝗵 𝗯𝗮-𝗼𝗿𝗴𝗮𝗻𝗶𝘀𝗮𝘀𝗶 𝗺𝗼𝗱𝗲 𝗶𝗸𝗼. 𝗧𝗲𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗶𝘁𝘂, 𝗸𝗶𝘁𝗼 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗮𝗻𝗮𝗸-𝗮𝗻𝗮𝗸 𝗸𝗶𝘁𝗼 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗸𝘂𝗹𝗶𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶. 𝗔𝗺𝗯𝗼 𝘁𝗶𝘁𝗶𝗽 𝗸𝗮 𝗙𝗲𝗿𝗿𝘆 𝗷𝗼 𝗻𝗶 𝗔𝗷𝗶 (𝗥𝗶𝘁𝗮 𝗠𝗲𝗱𝗮 -𝗕𝗲𝗻𝗱𝘂𝗺)  𝘁𝗼𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗶𝗸𝗼 𝘀𝗮𝗺𝗼-𝘀𝗮𝗺𝗼 𝗮𝘄𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗻𝗱𝗮𝗸𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁𝗶, 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲 𝗸𝗮𝘄𝗮𝗻 𝗸𝗮𝘄𝗮𝗻. 𝗔𝘄𝗮𝗸 𝗹𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗻𝗮𝗻𝘁𝗶𝗸 𝗸𝗮 𝗞𝗲𝗿𝗶𝗻𝗰𝗶...."

Baitu kecek Almarhum. Jefrimon ke ambo dan Rita pada diskusi H-1 itu.

Almarhum ingin dan punya visi yang lebih jauh ke depan. Yang insyaallah bisa kita laksanakan dengan kebersamaan dan komitmen kita bersama selanjutnya.

Ada pun untuk data anak anak yang belum lengkap tsb, bukan hanya tugas panitia pelaksana saja lagi, tapi tugas kita sama-sama, terutama kita yang menjadi pengurus DPP 91 ini ke depan."

---demikian dikisahkan Ferry.

Jalan yang direncanakan Jefrimon adalah jalan panjang kebaikan. Namun, "perjanjian"nya dengan Alllah berakhir. Tugasnya di dunia selesai. 
Tapi mimpi besarnya masih tergiang-ngiang di kepala saya.

Selamat jalan Ketua.... Minal aidin walfaidzin......Mohon maaf lahir dan bathin.