Business

Filosofi 91

 


Alfin Toffler penulis "Gelombang Ketiga" pada 90an, seingat saya pernah mengatakan, semakin mengglobal dunia, manusia semakin ingin kembali ke dunia kecilnya, ke tempat asalnya. 

Agaknya, Toffler benar. Hal yang juga sepertinya kami alami, yang pernah hidup di lingkup kecil bernama sekolah di sebuah kota kecil Padang Panjang. Kota kecil yang dingin, penghujan tetapi masyarakatnya hangat dan senang bertegur sapa.

Kehangatan itu dulu zaman sekolah, SMA. Misalnya terlihat dari kebiasaan pelajar di Padang Panjang yang jamak memakai sweater yang menyelimuti seragam sekolah. Rata-rata anak-anak Padang Panjang pernah akrab dengan sweater.



Kali ini, kawan kami, Martias yang memiliki nama panggung "Kamba" menginisiasi sebuah logo komunitas pertemanan masa sekolah, khusus alumni angkatan 1991 SMAN Padang Panjang.  Logo empat kotak hitam dalam dua baris bertuliskan angka berwarna putih: 1-9-9-1. Logo yang sangat khas, menarik. Logo ini langsung merekat ingatan kami pada kebersamaan masa sekolah dan yang kini bersambung tiada putus di masa-masa kami sudah berada di usia 50an.

Logo ini, kata Kamba, seperti disitir Rudi Aulia, Manajer Humas  alumni kami, memiliki filosofi. Filosofi 91 (bukan Filosofi Kopi-nya Dee Lestari 😀).

Angka 1 adalah titik awal. Angka 9 adalah angka tertinggi. Pada 19 atau 91 angka 1 adalah interpretasi dari titik awal penyatuan kami, anak-anak 91. Masa-masa sekolah. Masa di mana kami sama-sama bersistungkin belajar. Tetapi juga tetap dengan beragam polah remaja. Remaja yang juga diwarnai musik-musik, seperti Dewa 19. Dengan segala tetek bengeknya (tetek kok bengek? 🤭)

Empat angka dengan dua angka serupa pada kotak-kotak terpisah bukan tanpa makna. Keterpisahan keempat angka itu juga merupakan cerminan kondisi kami alumni 91 selepas meninggalkan gerbang sekolah. Kami terpisah pada region yang berbeda. Menyebar di berbagai wilayah di tanah air. Bahkan hingga luar negeri. Dengan  nasib dan pencarian masing-masing. Tercerai berai.

Namun, beruntung ingatan pada masa lalu membuat kerinduan kami secara alami kembali menyatu. Kami berkumpul dalam sebuah wadah yang kami sebut Ikatan Alumni 91 SMAN Padang Panjang atau dalam penamaan lain: Kompak Bana 91 (KB91).

Bingkai/frame itulah yang menyatukan. Dan di antara angka dan frame itu kami diliputi warna hitam-putih, warna abadi sepanjang masa. Warna yang menyiratkan kejujuran. Apa adanya. Tak dibuat-buat.

Hebat sekali Martias alias Kamba ini menggali filosofi dan diwujudkan dalam sebuah logo yang ciamik. Tabik!

Di masa kini, masih menurut logo itu, angka 9 adalah pesan kepada semua alumni (siapa pun dan apa pun posisi sosialnya) untuk terus mencapai posisi tertinggi pemcapaian wadah alumni ini. Artinya KB91 harus terus berkiprah untuk kemaslahatan bersama tiada henti.

Akhirnya, Beruntunglah saya, kami, yang ditakdirkan ada dalam ikatan alumni 91 ini. Dengan persaudaraan yang kental. Pas sekali dengan kredo yang entah siapa menciptakannya: BAKAWAN SAJAK KETEK BADUNSANAK SAMPAI GAEK.

Akhirul kalam, di tengah deru hujan pagi di pojok Kota Pekanbaru ini, catatan ini saya akhiri dengan doa dan syukur saja."insyaallah keberkahan dan sukses selalu menyertai kami, Alhamdulillah telah bersama"

Demikian Om Rudi Olia, tugas telah saya laksanakan. 💂‍♂

OceSatria